Rabu, 05 September 2007

Ujian Bagi Ukhuwah Umat



Muhamad Abduh

Ukhuwah Islamiyah atau persaudaran Islam adalah sebuah ikatan kesetiakawanan yang dilandaskan pada kesamaan akidah Islam yaitu yang disimbolkan dengan syahadatain.

Namun saat ini, kebanyakan manusia hanya bisa mengaplikasikan makna ukhuwah itu dalam keadaan senang dan lapang, akan tetapi berat untuk mengaplikasikannya dalam keadaan susah dan sempit. Ketika banyak saudaranya yang sulit menemukan nasi untuk makan, serta tidur beratapkan langit dan di atas kasur bumi, dia mampu membuang-buang makanan selesai pesta dan kendurian, serta tidur berlama-lama di atas kasur empuk sampai tidak bangun untuk menegakkan shalat sebagai perintah Allah SWT. Inikah bentuk ukhuwah Islamiyah itu?

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Muhammad SAW telah bersabda, ''Orang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lainnya, maka janganlah berlaku aniaya kepadanya, janganlah menelantarkannya, janganlah membohonginya, dan jangan merendahkannya. Takwa itu di sini (beliau sambil menunjuk ke arah dadanya dan mengulanginya sampai tiga kali). Cukuplah seseorang dikategorikan jelek apabila ia merendahkan saudaranya sesama Muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap Muslim adalah haram bagi Muslim yang lain.''

Dari hadis tersebut dapat kita renungkan ada tahapan di mana kita sudah mulai menolak dan merusak ukhuwah Islamiyah ini. Tahapan pertama adalah ketika kita telah merendahkan Muslim yang lain dan memperoloknya, karena hal ini akan mempermalukan dirinya dan menyakiti hatinya.

Tahapan kedua adalah ketika kita sudah terbiasa berbohong kepada sesama Muslim. Padahal, Rasulullah pernah menjelaskan bahwa seorang Muslim mungkin penakut, mungkin pelit, tapi dia tidak mungkin berbohong (al-hadis).

Tahapan ketiga adalah ketika kita sudah menelantarkan saudara Muslim yang lain dalam penderitaan dan kesusahannya, kemudian berpura-pura tidak melihat dan tidak mendengar, padahal kita diberikan kelapangan oleh Allah SWT untuk membantunya jika kita mau.

Dan tahapan terakhir adalah ketika kita berani menganiaya saudara Muslim yang lain hanya demi tujuan keduniaan sesaat. Bagaimanakah kondisi kita saat ini? Inilah saatnya ukhuwah kita diuji, ketika saudara-saudara kita yang lain sedang terkena musibah, adakah kita akan berdiam diri menelantarkan mereka?

Tidak ada komentar: