Oleh : Irfan Hakiem
Setiap amal kebajikan kita, akan dicatat Allah SWT. Ketika tangan kanan berbuat kebajikan, senantiasa tangan kiri tidak mengetahuinya. Artinya, merahasiakan suatu amal kebajikan lebih baik daripada memamerkannya. Karena hal itu, akan lebih memuliakan derajat hidupnya, baik di sisi Allah SWT maupun sesama makhluknya.
Dalam masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz, disebutkan ada salah satu gubernur yang suka berbuat kebajikan tanpa diketahui orang banyak. Setiap malam ia berkeliling sambil membawa sekarung gandum untuk diberikan kepada rakyatnya. Jika mendapatkan sebuah keluarga yang kurang mampu, gandum tersebut disimpan di depan rumahnya tanpa memberitahukan terlebih dahulu.
Perbuatan baik gubernur ini berlangsung selama memegang amanah kepemimpinan. Kebajikannya tersebut diketahui setelah ia meninggal dunia. Itu pun karena di sebelah pundaknya terdapat tanda hitam bekas membawa gandum yang diberikan kepada rakyatnya setiap malam. Ia memegang teguh apa yang difirmankan Allah dalam Alquran, ''Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya.'' (QS Al-Baqarah [2]: 274).
Orang yang selalu mengungkit-ungkit kebajikan, sebenarnya ia sedang mensia-siakan segala amalan kebajikannya. Di sisi lain, tindakan ini sungguh tidak terpuji dan bisa menyakiti hati orang yang menerima uluran tangannya. Allah Azza Wajalla berfirman, ''... Perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah).'' (QS Al-Baqarah [2]: 264)
Setiap amalan kita hendaknya senantiasa mengharapkan ridha dari Allah SWT. Ikhlas adalah modal utama untuk meluruskan segala kecondongan perbuatan baik kita dari rongrongan yang tidak baik (waswas setan). Sifat al-manan (mengungkit-ungkit kebajikan kepada orang lain) yang selalu ada untuk melunturkan setiap amal kebajikan kita.
Rasulullah SAW bersabda, ''Tiga orang yang tidak akan mendapatkan perhatian dari Allah SWT kelak di hari akhir. Di antaranya orang yang suka mengungkit-ungkit kebajikannya kepada orang lain.'' (HR Imam Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar