Rabu, 05 September 2007

Orang yang Beruntung



Sungguh indah kehidupan seorang Muslim dengan Tuhannya. Setiap hari, lima kali ia menghadap kepada-Nya. Belum lagi shalat-shalat tambahan (nawafil), seperti dhuha, witir, tahajud, dan hajat. Saat itulah sang hamba memuji Tuhannya, menyucikan, memohon pertolongan, meminta rahmat, hidayah dan ampunan kepada-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, ''Hendaklah kalian mengingat Tuhan kalian, dan shalatlah kalian di awal waktu. Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla melipatgandakan pahala kalian.'' (HRAl-Thabrani).

Shalat adalah 'komunikasi langsung' seorang hamba dengan Sang Khalik. Langsung karena tidak boleh 'diwakilkan' oleh orang lain. Atau, tidak boleh digantikan oleh amalan apa pun, karena ia sarana percakapan hamba dengan penciptanya.

Shalat, menurut Rasulullah SAW, seperti sungai yang mengalir di depan pintu rumah seorang Muslim. Dari Abu Hurairah RA, ''Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian terdapat sebuah sungai. Setiap hari ia mandi lima kali di dalamnya. Apakah masih ada kotoran yang melekat di tubuhnya?'' Mereka menjawab, ''Tidak ada!'' Rasulullah berkata, ''Itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus semua kesalahan.'' (Muttafaq 'Alaih).

Begitu pemurahnya Allah kepada kita. Dosa-dosa kita dihapus hanya dengan shalat lima waktu. Kesalahan kita berguguran di sungai 'penghapus dosa'. Tidak ada kenikmatan, selain kenikmatan bermunajat kepada Allah lewat shalat. Shalat dijadikan oleh Rasulullah SAW sebagai 'permata hati' (qurah 'ain).

Suatu ketika Rasulullah SAW berkata kepada Bilal, ''Ya Bilal! Dirikanlah shalat dan istirahatkanlah kami dengannya.'' (HR Ibnu Majah). Bahkan, akhir dari wasiat beliau adalah shalat.

Shalat sebagai penghapus dosa memiliki beberapa syarat, antara lain, pertama, shalat yang senantiasa dilakukan di awal waktunya. Shalat inilah yang dicintai Allah SWT. Suatu ketika Abdullah ibn Mas'ud RA bertanya kepada Rasulullah SAW, ''Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Rasul menjawab, ''Shalat pada waktunya!'' Abdullah ibn Mas'ud bertanya lagi, ''Lalu apa?'' ''Berbakti kepada kedua orang tua,'' jawab beliau. Lalu aku bertanya lagi, ''Kemudian apa lagi?'' Beliau menjawab, ''Jihad di jalan Allah.'' (Muttafaq 'Alaih).

Kedua, shalat yang khusyuk. Berusaha untuk khusyuk dalam shalat adalah usaha yang sangat baik. Allah SWT berfirman, ''Telah beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.'' (QS Al-Mu'minun [23]: 1-2). Mulai hari ini, mari kita menjadi orang-orang beriman yang beruntung.

(Bahron Anshori )

Tidak ada komentar: