Suatu hari di bulan Ramadhan beberapa tahun lalu, saya pulang dengan tentengan isi belanjaan untuk persiapan hari raya. Sampai rumah, saya menemukan Basri, adik ipar saya yang berusia tujuh tahunan, sedang bermain bersama Anil, kawan sebayanya.
''Nil,'' panggil saya kepada Anil. ''Sudah dibeliin apa saja oleh ayahmu?'' Anak itu diam sejenak, sebelum kemudian menyahut, ''Basri sudah Om beliin kelereng....'' Ia tidak melanjutkan kalimatnya. Matanya memerah. Anil tiba-tiba bangun meninggalkan kelerengnya dan pulang dalam keadaan menangis.
Saya baru sadar, ayah Anil sejak beberapa bulan sebelumnya menganggur. Saya sedih, karena sebenarnya Anil baru saja terdiam dari menangis, ia merengek meminta dibelikan sesuatu untuk Lebaran. Dan, saya menyesal karena lupa membelikan sesuatu untuknya.
Tak sedikit anil-anil kecil yang nasibnya nestapa ketika akan menghadapi hari raya. Amal ibadah di bulan suci Ramadhan ini mestinya mendidik kita untuk lebih mencintai anak yatim dan orang miskin.
Ibadah puasa dengan menahan rasa lapar dan haus di siang hari, adalah bentuk manifestasi dari kecintaan kita kepada anak yatim dan orang miskin yang selalu kekurangan. Begitu pula ibadah sedekah dan infak yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW di bulan suci Ramadhan, mestinya mengikis sikap kikir kita kepada saudara kita yang tak berpunya.
(Yusuf Mansur )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar