Selasa, 11 September 2007

Puasa Lahir Batin



Oleh : Muhbib Abdul Wahab

Hakikat puasa adalah menahan dan 'mengelola' diri. Tujuannya meraih derajat kehidupan yang penuh takwa (QS Albaqarah [2]: 183). Dengan begitu, shaimin (orang-orang yang berpuasa) itu tidak lagi terjajah oleh hawa nafsunya menjadi manusia yang berwatak binatang. Esensi takwa yang menjadi target ibadah puasa adalah kehati-hatian, menjaga atau mawas diri agar tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat dan dosa.

Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk pembentukan karakter takwa. Menurut para ulama, indikator karakter takwa itu setidak-tidaknya ada sepuluh.

Pertama, menjaga perut agar hanya mengonsumsi yang halal, baik, dan bergizi. Puasa melatih menahan diri dari rasa lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Kedua, memelihara lisan agar tidak berdusta, dan menggunjing (gosip).

Ketiga, menjaga mata agar tidak digunakan melihat dunia dengan pandangan rakus, foya-foya, dan hedonistik. Keempat, menjaga tangan agar tidak melakukan yang haram. Kelima, menahan kedua kaki melangkah menuju kemaksiatan, sebaliknya senantiasa memacu langkah menuju cinta-Nya.

Keenam, menjaga dan menutrisi hati dengan tazkiyatun nafsi (penyucian diri). Ketujuh, menjaga pikiran untuk senantiasa berpikir jernih dan positif, mengembangkan daya nalar dengan senantiasa merenungi ayat-ayat Allah dalam Alquran maupun alam raya. Kedelapan, memaksimalkan ketaatan. Ramadhan mendidik umat Islam, terutama pada sepuluh hari terakhir untuk banyak beristighfar, zikir, tadarus Alquran, iktikaf, serta penyucian harta dengan berzakat dan bersedekah.

Kesembilan, menjaga pola hidup sehat dan bersih. Ramadhan mendidik kita untuk disiplin waktu: bangun tidur lebih awal, shalat Subuh berjamaah, dan sebagainya. ''Berpuasalah, niscaya kalian menjadi sehat.'' (HR At-Tabarani). Dan kesepuluh, meningkatkan ukhuwah dan solidaritas sosial.

Semoga kita dapat memaknai Ramadhan kali ini dengan puasa lahir batin, sehingga kita memperoleh ampunan, rahmat, dan kemenangan sebagaimana dijanjikan Allah SWT. Dan yang pasti, menjadi hamba-Nya yang bertakwa.

Tidak ada komentar: