Rabu, 05 September 2007

Puasa Penempa Jiwa



Ramadhan adalah bulan suci umat Islam. Banyak keutamaan yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya pada bulan ini. Di bulan ini terdapat suatu malam yang keutamaannya seperti keutamaan ibadah seribu bulan, itulah malam Lailatul Qadar.

Bulan Ramdhan adalah bulan maghfirah (pengampunan dosa). Orang yang melaksanakan puasa di bulan Ramadhan, akan diampuni dosa-dosanya. Rasulullah bersabda, ''Siapa yang berpuasa ramadhan karana iman dan mengharapkan ridha Allah SWT niscaya diampuni dosa-dosa yang telah berlalu baginya.'' (HR Bukhari Muslim).

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh rahmah. Rasulullah SAW bersabda, ''Tatkala Ramadhan telah tiba, pintu-pintu surga dibuka, sedangkan pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.'' (HR Bukhari Muslim). Begitu mulianya Ramadhan, bahkan dalam hadis yang lain Rasulullah menyebut jika para hamba Allah mengetahui keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan niscaya mereka akan berharap satu tahun semuanya dijadikan bulan Ramadhan.

Namun yang terpenting, bulan Ramadhan bisa dijadikan momentum utama untuk membangun jiwa yang tangguh. Puasa adalah sarana penempaan jiwa. Pertama, puasa bisa menjadi sarana untuk belajar mengendalikan diri. Dengan melaksanakan puasa, seseorang harus menahan diri dari nikmatnya makan dan segarnya minuman. Ia harus berusaha bertarung dengan lapar dan dahaga.

Lebih dari itu, orang yang puasa juga harus menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, seperti dusta, berkata kotor, bersumpah palsu, bergunjing (ghibah), dan lainnya. Sebab, puasa sejatinya bukan hanya tidak makan dan tidak minum, tetapi juga 'puasa' dari menuruti hawa nafsu. Kedua, melatih jujur dan menjaga amanat. Di samping sebagai sarana mengendalikan diri, puasa juga bisa dijadikan sebagai latihan untuk menempa kejujuran dan membuktikan amanah.

Ketiga, merasakan penderitaan fakir miskin. Dengan puasa seseorang akan merasakan perihnya lapar dan haus. Perasaan seperti ini akan membangkitkan sikap empati kepada kaum miskin.

Keempat, berpikir dewasa dan jernih. Ketika perut kosong, pikiran akan jernih dan tenang sehingga mampu memutuskan dan menyelasaikan masalah dengan tenang dan tepat. Dengan puasa, seseorang akan bersikap lebih bijak, berpikir lebih jernih, dan bertindak lebih dewasa.

(M Mahbubi Ali )

Tidak ada komentar: