Rabu, 05 September 2007

Puasa dan Takwa


Allah SWT berfirman, ''Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu pernah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.'' (QS Al-Baqarah [2]: 183). Tanpa harus melakukan pengkajian yang mendalam, kita memahami bahwa takwa adalah tujuan akhir dari pelaksanaan kewajiban puasa.

Apa yang dimaksud dengan takwa?

Abu Hurairah pernah ditanya oleh seseorang dengan pertanyaan yang sama, yang dijawabnya dengan balik bertanya, ''Apakah engkau pernah melalui jalan yang penuh duri?''
Orang itu menjawab, ''Tentu saja.''
''Lalu apa yang engkau lakukan?''
Ia menjawab, ''Jika aku melihat duri, aku akan menyingkirkannya atau menghindarinya.''
Kata Abu Hurairah, ''Demikian itulah takwa.'' (Ibn Abi Dunya dalam Kitab at-Taqwa).

Dengan jawabannya itu, Abu Hurairah ingin menegaskan bahwa hakikat takwa adalah kehati-hatian dalam menjalani kehidupan ini karena khawatir terjerumus ke dalam dosa. Hal itulah yang selalu ditegaskan Rasulullah, ''Seorang Mukmin tidak akan mencapai derajat takwa hingga meninggalkan hal-hal yang tidak berguna karena khawatir terjerumus ke dalam hal-hal yang haram.'' (HR al-Bukhari, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi).

Ramadhan adalah momentum yang pas untuk menggembleng diri menjadi insan yang bertakwa. Syaratnya, ibadah puasa dilakukan dengan sungguh-sungguh, disertai dengan penjagaan penuh terhadap hati, lisan, dan perbuatan. Tanpa penjagaan itu, puasa tidak bernilai ibadah, seperti sabda Rasulullah SAW, ''Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa pun selain rasa haus dan lapar. Betapa banyak orang yang melakukan shalat malam dan shalat tarawih tidak mendapat apa pun selain begadangnya saja.'' (HR Ahmad dan ad-Darimi).

Tentu, kita berlindung kepada Allah dari puasa dan shalat malam/tarawih sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW tersebut. Karena itu, marilah kita menjadikan Ramadhan, yang sebentar lagi menghampiri kita, sebagai momentum sekaligus sarana untuk meraih ketakwaan dalam makna yang sesungguhnya.

(Fahmi Fahriza )

Tidak ada komentar: