Masjid adalah simbol spiritual ruhaniah dan ritual ibadah umat Islam. Dalam sebuah hadis disebutkan, orang-orang yang akan dinaungi oleh Allah SWT pada hari kiamat nanti antara lain mereka yang selalu terpaut dengan masjid (HR Bukhari-Muslim).
Minimal, setiap lima saat, umat Islam diundang melalui seruan azan untuk mendatangi masjid. Bahkan, Rasulullah SAW tetap menyuruh orang yang buta untuk mendatangi masjid saat mendengar azan (HR Muslim).
Sejarah mencatat, bangunan pertama yang didirikan Rasulullah SAW di Madinah setelah hijrah adalah masjid. Betapa fungsional dan vitalnya masjid bagi umat Islam, hingga Rasulullah SAW melepas untanya sampai berhenti sendiri di tempat yang akan didirikan masjid setelah perjalanan panjang dari Makkah. ''Siapa yang membangun masjid, Allah akan membangunkan rumah yang paling indah dan megah di surga kelak.'' (HR Muslim dari Anas bin Malik).
Masjid adalah tempat sentral kekuatan umat Islam. Di tempat ini, umat Islam dari berbagai ragam kultur budaya, warna kulit, dan jenis kelamin yang berbeda, disatukan dalam panji-panji bersama dengan tujuan yang sama, yakni menyembah Yang Satu: Allah SWT.
Mereka menghadapkan wajah ke satu arah yang sama dengan penuh ketundukan dan ketaatan. Masjid bukan tempat yang layak untuk mengurus masalah keduniawian yang melalaikan manusia dari mengingat Allah SWT. Itulah salah satu alasan mengapa Rasulullah SAW menegur salah seorang sahabatnya yang mengumumkan kehilangan sandal di masjid.
''Katakan pada orang yang kehilangan sandal, Allah tidak akan mengembalikan sandalnya.'' (HR Bukhari-Muslim). Masjid hanya layak terkait urusan keakhiratan dan kemaslahatan umat manusia, seperti tempat menuntut ilmu.
Pendek kata, masjid adalah tempat pembangunan kekuatan spiritual ruhaniah umat. Allah SWT menyebutnya sebagai masjid yang didirikan atas dasar takwa. ''Hanya masjid yang dilandasi ketakwaan sejak mulalah yang paling layak kalian tempati untuk beribadah.'' (QS At-Taubah [9]: 108).
Rasulullah SAW menyatakan, orang-orang yang selalu terpaut dengan masjid, selain memperoleh naungan Allah SWT pada hari kiamat, juga mendapatkan pahala pada setiap langkahnya. ''Pahala manusia yang paling besar dalam hal shalat adalah manusia yang tempat tinggalnya jauh dari masjid namun tetap mendatanginya.'' (HR Muslim dari Abu Musa al-Asy'ari).
Ketika sekelompok orang dari Bani Salamah ingin mendirikan tenda di halaman masjid, Rasulullah SAW menyarankan, ''Wahai Bani Salamah, rumah-rumah kalian yang jauh dari masjid lebih utama. Karena, setiap langkah kalian ke masjid akan menjadi bekas (atsar) kebaikan di sisi Allah.'' (HR Muslim dari Jabir bin Abdullah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar