Rabu, 05 September 2007

Amalan Setelah Ramadhan


Sungguh amat banyak peluang beramal yang disediakan Allah SWT dan Rasul-Nya di bulan suci Ramadhan dengan balasan dan pahala yang berlipat ganda. Amalan itu bisa berbentuk amaliah yang berhubungan langsung dengan-Nya secara vertikal seperti shalat sunah, zikir, beristighfar, membaca tasbih dan tahmid, berdoa, dan lain sebagainya. Ataupun juga amalan yang berkaitan dengan penguatan hubungan kemanusiaan secara horizontal, seperti sedekah dan silaturrahmi. Ini semuanya disyariatkan dalam rangka membangun dan mengembangkan nilai-nilai ketakwaan pada setiap Mukmin dan Muslim yang melakukan ibadah shaum, sejalan dengan firman-Nya yang terdapat pada QS Al Baqarah [2]: 183).

Amalan-amalan yang menggambarkan implementasi dan aplikasi nilai-nilai ketakwaan tersebut, tentu harus berkelanjutan dilakukan setelah selesai melaksanakan ibadah Ramadhan, agar menjadi sikap keseharian dan kepribadian yang utama (syakhsiyyah islamiyyah). Misalnya anjuran untuk berpuasa selama enam hari di bulan Syawal, sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim: Rasulullah SAW bersabda: ''Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah berpuasa satu tahun lamanya.'' Sungguh sangat indah anjuran ini, karena upaya pengendalian diri akan tetap terjaga di hari raya yang penuh dengan kegembiraan.

Kebiasaan bersilaturahmi dengan keluarga dekat ataupun dengan keluarga jauh, teman dan kerabat merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Apalagi disertai dengan sikap yang ikhlas untuk saling memaafkan atas berbagai kesalahan dan dosa kemanusiaan yang terjadi sebelumnya.

Hati yang bersih, pikiran yang jernih, dan wajah yang penuh dengan keakraban disertai senyum persaudaraan merupakan unsur silaturahmi yang sangat penting. Diharapkan dengan amalan ini, akan mampu menghilangkan sifat dengki, iri, hasud, saling memfitnah, saling menjatuhkan dan saling menggunting dalam lipatan. Silaturrahmi semacam inilah yang akan menyebabkan dianugerahkan rezeki dan usia panjang yang penuh dengan keberkahan, disamping akan memperkuat solidaritas umat.

Menolong dan membantu kaum dhuafa, seperti orang-orang fakir-miskin, anak-anak yatim yang terlantar, dan janda-janda tua renta yang terabaikan, merupakan amalan yang harus terus-menerus dilakukan. Infak dan sedekah untuk kepentingan mereka maupun juga untuk kepentingan menegakkan syiar agama Allah merupakan amalan mulia yang harus terus-menerus dilakukan.

Tentu masih banyak amalan lainnya yang seyogyanya dilakukan oleh kaum muslimin setelah selesai melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan agar nilai-nilai ketakwaan terjaga secara konsisten dan istikamah. Wallahu A'lam bi ash-Shawab.

(KH Didin Hafidhuddin )

Tidak ada komentar: