Rabu, 05 September 2007

Nuzul Alquran


Muhammad Maftuh Basyuni

Kembali kita memperingati turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad SAW yang lazim disebut Nuzul Alquran. Peringatan ini dinilai penting karena dimaksudkan untuk menggugah dan meningkatkan kembali kedudukan Alquran sebagai pedoman hidup manusia dan petunjuk dalam kehidupan individu, berbangsa, dan bernegara.

Alquran telah meletakkan dasar-dasar pedoman hidup bagi umat manusia yang kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi. Maka, sebagai khalifah kita harus taat kepada aturan main yang sudah digariskan Allah SWT. Tanpa itu manusia akan kehilangan arah dan akan bertindak sewenang-wenang yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.

Alquran di samping mengajarkan keseimbangan hidup, juga menjadikan kebaikan, keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan yang selalu dicita-citakan seperti yang kita inginkan. Begitu pula Alquran tidak mengajarkan kezaliman, kekerasan, apalagi terorisme. Karenanya, sangat disayangkan apabila perilaku umat Islam tidak mencerminkan ajaran Alquran yang memerintahkan kepada kita agar mewujudkan kehidupan yang damai dan sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Masalahnya adalah sudahkah kita sebagai umat Islam mampu memahami isi kandungan Alquran dan kita implementasikan dalam kehidupan. Kita akui secara jujur bahwa umat Islam di Indonesia masih banyak yang belum mampu membaca Alquran dengan baik dan benar, apalagi memahami isi kandungannya, maka tugas kita sebagai Muslim adalah meningkatkan kualitas diri kita sehingga kita mampu membaca Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Memerhatikan kondisi tersebut kiranya tepat kalau peringatan Nuzul Alquran pada malam hari ini dijadikan sebagai momentum untuk melakukan koreksi dan introspeksi seraya membulatkan tekad untuk melakukan perubahan dan perbaikan dengan semangat kandungan Alquran.

Marilah kita bangun kerukunan dan persatuan serta kita jaga stabilitas nasional sehingga tercipta suasana yang kondusif untuk mewujudkan cita-cita menjadi bangsa dan negara Indonesia yang kuat dan bermartabat, adil dan sejahtera. Dengan demikian, kehidupan bangsa kita dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Maka, dalam membangun bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera, harus kita bakukan secara bersama saling menghormati tidak saling mencurigai, terutama antara ulama dan umara. Sesuai dengan hadis Rasulullah SAW, ''Dua golongan manusia apabila keduanya saling damai dan rukun maka selamatlah kehidupan umatnya tetapi apabila hubungan keduanya rusak, maka akan rusaklah kehidupan umatnya yaitu ulama dan umara.'' (Al Hadis)

( )

Tidak ada komentar: