Selasa, 03 Juli 2007

'Amunisi' Takwa

Oleh : Bondan Waluyo

Kaum Muslim belum banyak yang memahami dan mengamalkan esensi takwa. Masih banyak kaum Muslim memahami esensi takwa hanyalah sebatas ajaran agama semata. Padahal, ajaran takwa dalam Islam sungguh suatu muatan nilai moral yang dapat mengantarkan manusia sukses dalam membangun derajat kemulian di hadapan Allah SWT maupun di hadapan manusia.

Allah SWT berfirman, '' .... Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah di antara kamu adalah yang paling bertakwa.'' (QS Alhujurat [49]: 13). Rasulullah pun menegaskan, ''Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat bentuk dan harta kamu sekalian, namun sungguh Allah hanya melihat hati dan perbuatan kalian.'' (HR Muslim).

Dalam dua sumber itu dapat dipetik makna. Pertama, esensi takwa adalah derajat kemulian yang paling mulia di hadapan Allh SWT. Kedua, esensi takwa memiliki ajaran moral yang bisa memuliakan derajat seseorang dalam membangun hubungan sosial antarmanusia, baik dalam hidup berumah tangga, hidup bermasyarakat, maupun hidup bernegara.

Imam Khusairi dalam kitabnya Risalah Al-Khusairiyyah dijelaskan esensi takwa adalah tawaduk (rendah hati). Contoh amalan rendah hati kita jadi orang kaya, orang pandai, orang yang punya jabatan tetap rendah hati karena sadar semua kekayaan, ilmu, dan jabatan hanyalah milik Allah SWT.

Lalu qanaah (mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan-Nya). Contoh amalan qanaah mempergunakan kekayaan, keilmuan, dan jabatan untuk kemaslahatan umat. Jikalau dalam hidup bermasyarakat dan bernegara terbangun umat yang qanaah tidak akan terjadi kemiskinan, kebodohan, dan penyelewengan jabatan karena sadar bahwa kekayaan, ilmu, dan jabatan adalah amanah Allah SWT yang akan dimintai pertanggungjawaban-Nya.

Ketiga adalah wirai (malu berbuat maksiat kepada Allah dan manusia). Jikalau semangat wirai terbangun dalam kehidupan masyarakat dan bernegara, maka tidak akan terjadi tindakan-tindakan tak terpuji seperti pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, korupsi, dan lain sebagainya.

Dan keempat adalah yaqin (optimistis). Kita harus yakin dalam menghadapi segala persoalan hidup, jangan putus asa dalam persoalan hidup karena hidup kita dan mati kita hanyalah milik Allah SWT.

Kesimpulannya, semangat takwa akan mengantarkan kita menuju kemulian di hadapan Allah SWT. Dengan empat 'anumisi' berlandas takwa itu -- tawaduk, qanaah, wirai, dan yaqin maka akan terbangun manusia yang mulia, masyarakat yang maju, dan bangsa yang berperadaban tinggi. Insya Allah.

Tidak ada komentar: