Kamis, 19 Juli 2007

Muslim Malawi
Giatkan Fungsi Sosial Masjid

Masjid bukan hanya sarana ibadah saja. Kegiatan sosial kemasyarakatan bukan hal yang tabu dilakukan di masjid. "Di zaman Rasulullah, semua aktivitas berpusat di masjid," ujar David Odali, tokoh Muslim yang juga dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia Malawi.

Itu sebabnya, masjid-masjid di Malawi kini membuka gerbangnya lebar-lebar. Aneka program sosial digelar. Program teranyar, masjid-masjid menyediakan air bersih bagi warga sekitar tanpa membedakan latar belakang agama dan etnik karena beberapa bulan ini Malawi mengalami krisis air bersih.

Menurut Syekh Dinala Chabulika dari Biro Informasi Islam, hampir semua masjid di Malawi memang mempunyai instalasi air bersih sendiri. Bila dulu hanya digunakan untuk kepentingan jamaah, maka kini akses bagi warga dibuka lebar. Terutama bagi warga di kota Blantyre dan Lilongwe yang mengalami krisis air paling parah.

Selain itu, mereka juga membuka balai pengobatan gratis bagi warga. Selain menangani rawat jalan, para dokter relawan di klinik ini juga menangani operasi sederhana di salah satu ruangan masjid yang disulap menjadi poliklinik.

Beberapa masjid mendirikan rumah sakit kecil. Yang paling laris adalah Madina Social Service yang menempel di masjid Madina, delapan kilometer dari Blantyre dan Klinik Assalam di masjid Assalam yang terletak di distrik Muslim Mangochi. Tiap hari kedua pusat layanan kesehatan ini dibanjiri ratusan pasien baik Muslim maupun non-Muslim. Semua layanan kesehatan diberikan cuma-cuma.

Bahkan, kedua klinik ini sekarang dijadikan model untuk diterapkan di semua masjid di negara yang terletak di bagian tenggara benua Afrika ini. Yang menarik, pengoperasian mobile clinic di Malawi dioperasikan bulan oleh pemerintah tetapi oleh klinik ini. "Kini banyak lembaga yang memberi mandat pada kami untuk mengelola pusat layanan kesehatan di berbagai tempat di Malawi," tambah Syekh Chabulika.

Dari mana klinik itu mendanai operasionalisasinya? Dia menyatakan, ada sejumlah lembaga penyandang dana yang berada di balik klinik-klinik ini. Sebut misalnya Bilal Trust, Munadhamat Dawah Islamia (MDI), Al Barakah Charity Trust, dan Association of Sunni Madrasahs (ASUM). Mereka yang menghimpun dana dan menyalurkannya pada klinik-klinik itu.

Namun jangan dikiran karena gratis maka pelayanannya tidak profesional. Justru, tenaga-tenaga terbaiklah yang bekerja di lembaga ini. "Tiap tahun kami mengirim pemuda Malawi untuk mengikuti pendidikan atau training yang relevan," ujar Altaf Gani, pimpinan World Association for Friends of Africa (WAFA) yang berkedudukan di Blantyre. "Ketika pulang, mereka akan langsung mengabdi di klinik-klinik itu."

Berkiprah di berbagai sektor
Peran sosial masjid tak berhenti sampai di sini. Masjid-masjid di Lilingwe, ibu kota Malawi, juga bergabung dalam Community Policing Forum. Forum lintas bidang ini dibentuk dengan tujuan untuk menekan angka kriminalitas di Malawi.

Selain itu, masjid-masjid juga mendukung peningkatan pendidikan masyarakat, terutama kaum wanita. Tiap tahun, sebanyak 65 wanita Malawi tanpa dilihat latar belakang agamanya diberi beasiswa untuk melanjutkan pendidikan. "Ini murni bagian dari peran sosial masjid, bukan dengan maksud menyebarkan paham-paham Islam di kalangan non-Islam," ujar Muhammad Aqeel, koordinator nasional Asosiasi Muslim Malawi. "Bukan dengan cara ini kami menarik orang agar masuk Islam."

Upaya kaum Muslim ini mendapat apresiasi dari pemerintah Malawi dan masyarakat sekitarnya. Dalam setiap pengambilan kebijakan, suara kaum Muslim kini di dengar. Perwakilan Muslim juga sering dimintai masukan oleh pemerintah setempat.

Muslim di Malawi jumlahnya 12 persen dari seluruh populasi yang jumlahnya sekitar 13 juta jiwa. Islam adalah agama terbesar kedua di negara ini setelah Kristen. Namun berdasar perkiraan Asosiasi Muslim Malawi, jumlah penganut Islam kini 36 persen dari populasi. n tri/islamonline

Malawi
Ibu kota: Lilongwe
Lokasi: Afrika bagian selatan, timur Zambia
Luas: 118.480 km persegi
Populasi: 13.603.181 jiwa
Kelompok etnik: Chewa, Nyanja, Tumbuka, Yao, Lomwe, Sena, Tonga,
Ngoni, Ngonde, Asia, Eropa
Agama: Kristen 79,9 persen, Muslim 12,8 persen.

( )

Tidak ada komentar: