Minggu, 17 Juni 2007

Kenapa Doa tak Terkabul?

Suatu ketika negeri Basrah mengalami semacam krisis multidimensi yang berkepanjangan, sehingga membuat keresahan di kalangan masyarakat. Mereka telah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki keadaan, termasuk melalui pendekatan spiritual dengan melakukan doa istighotsah. Namun, segala upaya tidak mencapai hasil sesuai yang diharapkan.

Kemudian, mereka menyampaikan keluhannya kepada seorang ulama besar (setara kiai di tempat kita) yang bernama Ibrahim Ibn 'Adham, ''Wahai Pak Kiai, mengapa kondisi kita tak juga berubah. Bukankah Allah telah berjanji akan mengabulkan doa orang yang memohonnya?''

Menurut Ibn 'Adham ada 10 hal yang dapat menyebabkan doa tidak terkabul, salah satu di antaranya adalah banyak memakan nikmat Tuhanmu, akan tetapi tidak mensyukurinya. Pernyataan ini sejalan dengan peringatan Allah dalam surat Ibrahim (14) ayat 7, ''... sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.''

Masalah yang dihadapi masyarakat Basra di atas, secara kebetulan mirip dengan yang sedang kita alami dewasa ini. Pertanyaannya adalah, apakah kita tergolong dalam 10 kategori orang-orang yang tidak dikabulkan doanya seperti yang disebutkan oleh Ibn 'Adham? Atau lebih spesifik lagi, apakah kita tergolong orang yang tidak menyukuri nikmat Allah?

Rasa syukur tentu tidak cukup diungkapkan dengan ucapan 'alhamdulillah' saja, tetapi harus diwujudkan dalam sikap dan perbuatan sehari-hari.

Salah satu bentuk ungkapan rasa syukur yang paling utama dan mendasar adalah selalu mengingat kebesaran Allah, melaksanakan segala perintah-Nya, dan meninggalkan segala larangan-Nya. Itu yang dalam bentuk perbuatan.

Sedangkan yang dalam bentuk sikap adalah ikhlas ketika menerima segala cobaan namun tidak kikir dan sombong ketika mendapatkan kebaikan. Ikhlas ketika berada di bawah, tidak sombong ketika berada di atas karena hanya Allah saja yang berhak sombong.

Jangan bersikap seperti yang disebutkan Allah dalam QS Al Ma'arij (70) ayat 19-21, ''Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan di amat kikir.''

Barangkali ada baiknya kita merenung sejenak. Apakah selama ini kita sudah menunjukkan rasa syukur baik dalam konteks sebagai orang per orang maupun sebagai bangsa yang telah dilimpahi karunia dan nikmat yang demikian berlimpah? Wallahu a'lam bish-shawab.

(Waluyo Basuki )

Tidak ada komentar: