Oleh : AHMAD NURCHOLISH/SYIRAH
“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: ‘Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)”.
QS. Ali Imran/3:45
Sejarah menunjukkan bahwa sulit untuk mengingkari peran dan jejak Yesus sebagai aktor sejarah yang telah meletakkan fundamen moral dan visi kesucian yang dijadikan acuan perilaku ratusan juta jiwa manusia dari masa ke masa.
Yesus, yang pada Kamis (17/5) lalu umat Kristen memeringati Hari Kenaikannya, merupakan tokoh sejarah yang kelahiran dan kiprahnya dalam panggung sejarah telah menciptakan gelombang gerakan kemanusiaan yang luar biasa, bahkan pengaruhnya masih terasa hingga hari ini.
Ia secara gemilang berhasil melahirkan sebuah peradaban religius dengan jumlah pengikut melampaui batas etnis dan bangsa. Seorang tokoh teladan kemanusiaan dan sangat penting dalam tradisi Islam dan Kristen.
Selain ayat di atas yang berbicara tentang Yesus, salah satu studi yang sangat mendalam dan cukup simpatik terhadap narasi tekstualitas Yesus dalam al-Quran pernah disajikan Geoffrey Parrindar, penganut Kristen, di Oxford University, Inggris, dalam bukunya Jesus in The Quran (Yesus dalam al-Quran, Oxford: Oneworld, 1995).
Dalam al-Quran, nama Yesus adalah Isa, berasal dari perkataan bahasa Syiria, Yeshu’. Al-Quran sendiri, di dalamnya terdapat tiga surat yang berkaitan dengan Isa, yakni: surat Ali Imran, al-Maidah, dan Maryam.
Nama Isa disebut sebanyak 35 kali, yang umumnya turun pada surat-surat Madaniyah, sedang sebutan tidak langsung, namun berkaitan dengan ‘Isa, disebut sebanyak 93 kali di dalam 15 surat.
Selain itu sejumlah gelar kehormatan diberikan al-Quran kepada Isa, lebih besar dari pada beberapa tokoh masa lampau sebelumnya.
Setidaknya Isa memperoleh tiga gelar utama, yaitu: Nabi, al-Masih, dan putra Maryam. Dia seorang nabi karena memiliki kuasa (eksonesia) sehingga mampu memperlihatkan mukjizat sebagai tanda atas kenabiannya.
Selain itu, al-Quran juga menginformasikan Yesus sebagai penyembuh atas berbagai penyakit, bahkan menghidupkan ‘orang mati’ (QS. Ali Imran/3:49).
Namun yang lebih penting dari status kenabian Isa sebagaimana nabi-nabi yang lain, bukan kemampuannya dalam memperlihatkan mukjizat, tetapi kepeduliannya pada orang-orang lemah, menderita sakit, fakir-miskin, tertindas, serta orang-orang yang ‘sesat’ jalan hidupnya.
Gelar al-Masih disebut 11 kali dalam al-Quran, yang kesemuanya terdapat dalam surat Madaniyah.
Dalam bahasa Ibrani, kata meshiah digunakan untuk mengacu seorang raja atau juru selamat yang dinanti-nantikan, yang oleh sebagian orang Islam disebutnya Imam Mahdi.
Dari kata meshia diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani menjadi Kristus. Dengan demikian, nama Isa al-Masih identik dengan Yesus Kristus.
Dapat pula kata al-Masih dikaitkan dengan kata masaha dalam bahasa Arab, yang berarti membasuh atau menyentuh, yang secara simbolis-ritual dalam wudhu, yaitu membasuh muka mensucikan diri sebelum shalat dan atau membaca al-Quran.
Gelar anak Maryam (Isa ibn Maryam) dijelaskan secara rinci lima kali dalam al-Quran. Selain ayat di atas (QS. Ali Imran/3:45), juga dalam QS. Al-Baqarah/2:87; al-Mukminun/23:50; az-Zukhruf/43:57 - 59 dan 63.
Gelar anak Maryam sedemikian menakjubkan sehingga para pakar tafsir (mufassirin) modern pun mendiskusikannya.
Muhammad Ali misalnya, berpendapat bahwa gelar itu untuk menujukkan bahwa Isa juga menjalani kematian seperti nabi-nabi Tuhan yang lain.
Sedang Baidhawi, mengatakan bahwa gelar itu dipakai untuk menunjukkan bahwa Isa dilahirkan tanpa seorang ayah, sebagaimana dipahami pula oleh umat Kristiani.
Dari uraian singkat ini pulalah sebenarnya hubungan saling pengertian antara kedua agama “semit” ini bisa dibangun. Terlebih ketika apresiasi umat Islam terhadap tokoh ini relatif kurang.
Padahal Yesus, sebagaimana Nabi Muhammad saw merupakan aktor sejarah yang sangat berperan dalam menggerakkan dan mengendalikan ratusan juta manusia dari berbagai aspek kehidupan. Wallahu a’lam. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar