Minggu, 30 Desember 2007

Reformasi Moral



Oleh : Asep Sulhadi

Allah SWT dalam beberapa firman-Nya menyebutkan di antara sebab-sebab yang mempengaruhi kejayaan dan kehancuran kehidupan kita adalah perilaku moral kita. Dalam surat Al-A'raf (7) ayat 96, Allah SWT menegaskan akan melimpahkan keberkahan dari langit dan bumi kepada perilaku bangsa yang beriman dan bertakwa, ''Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.''

Dalam surat Maryam (19) ayat 59, Allah SWT juga menyebutkan sebab hancurnya sebuah generasi adalah karena mereka melalaikan shalat dan mengikuti hawa nafsu, ''Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.''

Begitu juga dalam surat Al-Anfal ayat 53-54 di mana Allah SWT mencabut anugerah kenikmatan suatu bangsa karena bangsa tersebut sudah menjadi seperti Fir'aun, ''(siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang sebelumnya.

Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya, maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya, dan Kami tenggelamkan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya dan kesemuanya adalah orang-orang yang dzalim.'' (QS Al-Anfal [8]:53-54). Bangsa kita, sekarang sedang dilanda berbagai musibah dan krisis yang tiada henti. Padahal, dulunya bangsa ini adalah bangsa yang makmur, gemah ripah loh jinawi.

Bisa jadi salah satu faktor yang menyebabkan kemerosotan dan kemunduran bangsa ini adalah karena moral kita yang sudah tidak sesuai dengan tuntunan ajaran agama. Kita sudah tidak mempedulikan lagi perintah dan larangan agama. Kita sudah menjadi budak hawa nafsu yang siap melakukan apa saja demi mengejar dunia dan popularitas. Kiranya, sudah saatnya bagi kita untuk mengubah berbagai musibah menjadi kenikmatan. Mari kita jadikan tahun baru 2008 sebagai momen untuk berubah.

Tidak ada komentar: