Oleh : Aang Gunawan
Hidup di dunia laksana sebuah diklat atau sekolah. Untuk melangkah dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi harus melalui serangkaian ujian. Ujianlah yang akan membuktikan sejauh mana kebenaran, dan kesungguhan keimanan kita (QS Al Ankabut [29]: 2-3).
Betapa pentingnya ujian bagi orang beriman sampai-sampai Allah memberikan sindiran kepada orang yang ingin masuk surga tanpa melewati ujian yang berat. ''Apakah kalian mengira akan masuk surga sedangkan belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.'' (QS Al-Baqarah [2]: 214).
Ada empat macam ujian yang Allah berikan kepada orang beriman. Pertama, ujian yang berbentuk perintah. Contoh paling ekstrem adalah perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya yang sangat ia cintai. Kedua, adalah ujian berbentuk larangan. Contohnya adalah apa yang terjadi pada Nabi Yusuf yang diuji dengan seorang perempuan cantik, istri seorang pembesar Mesir yang mengajaknya berzina.
Ketiga, adalah ujian yang berbentuk musibah, seperti terkena penyakit serta ditinggalkan orang yang dicintai. Nabi Ayub diuji Allah dengan penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari penyakit itu selain hatinya. Delapan belas tahun lamanya ia menanggung penyakit itu.
Keempat adalah ujian melalui pihak ketiga. Apa yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya terutama ketika masih berada di Makkah kiranya cukup menjadi pelajaran bagi kita, betapa keimanan itu diuji dengan berbagai cobaan berat yang menuntut pengorbanan harta benda bahkan nyawa.
Rasulullah bersabda, ''Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan (ujian), Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai satu kaum Ia akan menguji mereka, maka barangsiapa ridha baginyalah keridhaan Allah, dan barangsiapa marah baginyalah kemarahan Allah.'' (HR At-Tirmidzi).
Mudah-mudahan kita diberikan ketabahan dan kesabaran oleh Allah dalam menghadapi setiap ujian yang diberikan oleh-Nya. Alangkah ruginya orang yang berputus asa dengan ujian yang dihadapinya, tanpa mampu meneladani para nabi dan orang-orang saleh ketika mereka diuji oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar