Kamis, 09 Agustus 2007

Provokator


Oleh : MS Iman

''Hai Orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amalmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.'' (QS Al-Ahzab [33]: 70-71).

Ayat tersebut di atas memerintahkan manusia untuk mengucapkan kata-kata yang benar dan membawa kemaslahatan. Setelah menjelaskan dampak positif dari petunjuk tersebut baru disusulnya penjelasan itu dengan ayat selanjutnya (QS Al-Ahzab [33]: 72), yaitu tentang kebodohan manusia dan menganiaya diri.

Alquran mengingatkan penerima informasi (komunikan) supaya menimbang bahkan menyelidiki dengan seksama informasi yang disampaikan khususnya oleh orang-orang yang tidak terpercaya (QS Al-Hujurat [49]: 6). Di sisi lain kepada pembawa berita (komunikator), Alquran berpesan, ''Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan sampaikanlah perkataan yang sadid.'' (QS Al-Ahzab [33]: 70). Arti sadid dalam ayat tersebut bukan hanya berarti benar, lebih jauh dari itu sadid berarti perkataan yang menghasilkan sesuatu yang berguna.

Adam AS teperdaya oleh rayuan iblis, 'Hai Adam, maukah aku tunjukkan pohon kekekalan dan kekuasaan abadi?'' (QS Thaha [20]: 120). Informasi iblis itu ternyata bukan hanya salah tetapi sekaligus menyesatkan.

Salah satu contoh kebodohan dan penganiayaan diri, yaitu perbuatan provokasi. Perspektif Islam tentang provokasi, dapat dilihat dalam sebuah hadis, ''Innal ghilla wal hasada ya'kulaanil hasanaati kamaa ta'kulunnaarul hathab'' (Dengki dan hasut keduanya dapat menghapus amal kebaikan seperti api membakar kayu, Muttafaq 'alaih). Sedangkan pandangan Islam tentang provokator dapat dilihat dalam QS Al-Falaq [113] ayat 5. Ayat tersebut mengingatkan kita agar berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan provokator apabila ia memprovokasi.

Provokasi termasuk perbuatan dosa dan dilarang dalam Islam. Menurut al-Faqih, ketika dalam hati terselip rasa hasut maka jangan dilahirkan (jangan dinyatakan), sebab Allah hanya akan memaafkan selama hasut itu belum diucapkan dan dilakukan. Terlalu murah jika menjadikan diri kita seorang provokator!

Tidak ada komentar: