Minggu, 07 September 2008

Merugi


Oleh Erwan Roihan 

''Katakanlah, maukah kalian kuberi tahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Mereka adalah orang-orang yang sia-sia perbuatannya di dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat sebaik-baiknya.'' (Alkahf [18] : 103-104).

Mujahid, ahli tafsir terkemuka dari kalangantabi'in, menyatakan bahwa al akhsarina a'malan (orang-orang yang paling merugi perbuatannya) adalah Ahli Kitab, yakni orang-orang Yahudi dan Nasrani. Abu Hayyan menyimpulkan, dari berbagai pendapat ulama tentang al akhsarina a'malan bahwa mereka adalah semua orang yang menjalani agama selain Islam, orang yang memamerkan amalannya (riya'), dan orang-orang yang mengerjakan bid'ah.'' (Albahr Almuhith 8/7). Merujuk pada keterangan Abu Hayyan, untuk menghindari kerugian besar-besaran saat kita amat memerlukan 'keuntungan' dari amalan kita, sudah seharusnya kita menghindarkan diri dari riya` dan bid'ah. Mengapa? Karena, keduanya akan menjerumuskan kita ke jurang kerugian tanpa batas.

Menghindarkan diri dari riya` hanya dapat dilakukan dengan mengikhlaskan setiap amalan dengan niatan hanya untuk menggapai keridhaan Allah semata-mata. Ketika beramal saleh, hendaknya kita tidak memedulikan apa kata orang terhadap kita. Apabila kita tidak bertambah semangat ketika dipuji orang lain dan tidak patah semangat atau putus asa ketika dicerca orang lain, itulah tanda bahwa amalan kita ikhlas karena Allah semata. Menghindari bid'ah hanya bisa kita lakukan dengan mengetahui sunah Nabi karena semua amalan yang bukan sunah itu dinamakan bid'ah. Untuk mengetahui sunah, kita mempelajari hadis, baik berupa perbuatan nabi, sabda beliau, maupun ketetapan beliau. Apabila kita sudah memastikan bahwa semua amalan kita sesuai sunah Rasulullah SAW, kita akan terhindar dari bid'ah.

Satu yang harus selalu kita ingat, jangan pernah berpaling dari Alquran dan sunah. Dengan menaati Allah, yakni mengikuti arahan Alquran dan menaati Rasulullah dengan menjalankan sunah, kita tidak hanya terhindar dari kerugian besar di akhirat, tetapi juga akan menggapai keuntungan yang besar. Hal ini sesuai janji Allah, ''Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan, barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah menggapai keuntungan yang besar.'' (Al Ahzab [33] : 71).  

Tidak ada komentar: