Oleh Ust M Arifin Ilham
Puasa adalah diam. Tentu bukan sembarang diam, bukan takut kebenaran, bukan karena bodoh, tetapi diam bernilai ibadah karena sedang berpuasa. Kalau diamnya saja bernilai ibadah, apalagi kalau beraktivitas ibadah dan beramal saleh, membaca Alquran, menuntut ilmu, sedekah, mencari nafkah yang halal, sampai berdakwah. Maka, sungguh pantaslah mereka berpuasa mendapat nilai berlipat ganda dari Allah.Subhanallah.
Diamnya orang mukmin adalah tafakur dan tadabbur; Dari mana aku? Di mana Aku? Ke mana aku akhirnya? Rotasi dan evolusi alam ini dalam miliaran galaksi yang mencengangkan para kosmolog, renungan inilah membuat orang beriman itu bersujud di haribaan Allah.
Allah SWT berfirman dalam surat Qaf ayat 18, ''Tidaklah berkata satu kata kecuali dicatat oleh Malaikat Raqib dan Atid.'' Rasulullah SAW pun mengingatkan, ''Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat hendaklah berkata baik, benar, jujur, sopan, santun, mulia, kalau tidak maka lebih baik diam.'' Karena itu aktivitas lisan orang mukmin hanya dua, kalau tidak bisa bicara baik maka diam, tetapi kalau bisa bicara baik itu lebih baik daripada diam.
Sungguh tepat sikap Siti Maryam menghadapi fitnah dengan diam, ''Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa berdiam untuk Tuhan Yang Mahakuasa maka aku tidak berbicara dengan siapa pun pada hari ini.'' Ada waktu untuk bicara, ada tempatnya untuk bicara, bahkan kadang tidak hanya untuk menyampaikan tetapi yang lebih penting adalah sampai, karena itu ayat-ayat Alquran menggambarkan ucapan orang yang takut kepada Allah; qaulan sadiidan ucapan tegas (lihat QS Al Azhab [33]: 70), qaulan tsaqiilan ucapan berbobot (lihat QS Al Muzzammil [73]: 5),qaulan layyinan ucapan lembut (lihat QS Thaahaa [20]: 44), dan qaulan ma'ruufan ucapan baik, sopan (lihat QS An-Nisaa [4]: 5). Sungguh betapa banyak orang yang diam-diam itu tatkala berbicara mengagumkan karena ia berdiam, mendengar, merenung baru berbicara, Subhanallah.
(-)
Puasa adalah diam. Tentu bukan sembarang diam, bukan takut kebenaran, bukan karena bodoh, tetapi diam bernilai ibadah karena sedang berpuasa. Kalau diamnya saja bernilai ibadah, apalagi kalau beraktivitas ibadah dan beramal saleh, membaca Alquran, menuntut ilmu, sedekah, mencari nafkah yang halal, sampai berdakwah. Maka, sungguh pantaslah mereka berpuasa mendapat nilai berlipat ganda dari Allah.Subhanallah.
Diamnya orang mukmin adalah tafakur dan tadabbur; Dari mana aku? Di mana Aku? Ke mana aku akhirnya? Rotasi dan evolusi alam ini dalam miliaran galaksi yang mencengangkan para kosmolog, renungan inilah membuat orang beriman itu bersujud di haribaan Allah.
Allah SWT berfirman dalam surat Qaf ayat 18, ''Tidaklah berkata satu kata kecuali dicatat oleh Malaikat Raqib dan Atid.'' Rasulullah SAW pun mengingatkan, ''Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat hendaklah berkata baik, benar, jujur, sopan, santun, mulia, kalau tidak maka lebih baik diam.'' Karena itu aktivitas lisan orang mukmin hanya dua, kalau tidak bisa bicara baik maka diam, tetapi kalau bisa bicara baik itu lebih baik daripada diam.
Sungguh tepat sikap Siti Maryam menghadapi fitnah dengan diam, ''Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa berdiam untuk Tuhan Yang Mahakuasa maka aku tidak berbicara dengan siapa pun pada hari ini.'' Ada waktu untuk bicara, ada tempatnya untuk bicara, bahkan kadang tidak hanya untuk menyampaikan tetapi yang lebih penting adalah sampai, karena itu ayat-ayat Alquran menggambarkan ucapan orang yang takut kepada Allah; qaulan sadiidan ucapan tegas (lihat QS Al Azhab [33]: 70), qaulan tsaqiilan ucapan berbobot (lihat QS Al Muzzammil [73]: 5),qaulan layyinan ucapan lembut (lihat QS Thaahaa [20]: 44), dan qaulan ma'ruufan ucapan baik, sopan (lihat QS An-Nisaa [4]: 5). Sungguh betapa banyak orang yang diam-diam itu tatkala berbicara mengagumkan karena ia berdiam, mendengar, merenung baru berbicara, Subhanallah.
(-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar