Arifin Ilham
Sudah menjadi tradisi pada setiap awal Ramadhan, masjid penuh oleh jamaah. Tetapi, pertengahan Ramadhan apalagi pengujung Ramadhan berakhir pula makmurnya jamaah di masjid. Padahal, banyak keutamaan berjamaah di masjid yang adalah rumah Allah (lihat QS An-Nur [31] ayat 36), sebelum, selama, atau sesudah Ramadhan.
Allah menyebut mereka yang gemar berjamaah di masjid sebagai kekasih-Nya. Allah berfirman, ''Rumah-Ku di muka bumi adalah masjid, para kekasih-Ku adalah mereka yang memakmurkan rumah-Ku. Barang siapa yang ingin berjumpa dengan-Ku hendaklah ia datang ke rumah-Ku, sungguh wajib bagi tuan rumah menghormati para tamunya.'' (Hadis Qudsi). Karena itulah, azan bukan panggilan muazin, tapi panggilan Allah untuk para kekasih-Nya.
Rasulullah SAW tak pernah lepas dari beribadah di masjid. Ketika beliau sakit menjelang akhir hayatnya, tatkala mendengar azan Bilal, beliau berkata kepada Saidah Aisyah RA, ''Antarkan aku ke rumahku!'' Saidah Aisyah keheranan dan seraya bertanya, ''Bukankah ini rumah engkau wahai kekasih Allah?'
' Rasulullah menjawab, ''Bukan, rumahku adalah masjid.'' pada kesempatan lain beliau bersabda, ''Seandainya umatku mengetahui keutamaan shalat berjamaah di masjid, merangkak pun mereka tetap shalat berjamaah di masjid.'' (Muttafaqun `Alaiha).Masjid adalah juga rumah para malaikat Allah. Dalam hadis riwayat Ahmad ditegaskan, ''Para malaikat itu mendoakan dan mengaminkan doa mereka yang memakmurkan masjid.''
Masjid adalah rumah orang-orang mukmin. Dalam Alquran Surah At-Taubah ayat 18 ditegaskan, ''Sesungguhnya hanya hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah dan benar-benar beriman pada Hari Akhirat, merekalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah.'' Pada zaman sahabat, salah satu penanda untuk mengetahui orang-orang munafik adalah kondisi masjid di waktu Subuh. ''Orang-orang munafik sangat berat shalat berjamaah di masjid terutama di waktu Subuh.'' (HR Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar