Rasulullah SAW bersabda, ''Negeri yang paling dicintai Allah adalah masjid-masjidnya'' (HR Muslim dari Abu Hurairah). Ketika baru tiba di Madinah dalam hijrahnya dari Makkah, Rasulullah SAW langsung mendirikan masjid yang kemudian dikenal dengan Masjid Nabawi, di tempat untanya berhenti. Sebelumnya, di tengah jalan menuju Madinah, yakni di daerah Quba, beliau juga mendirikan masjid yang kemudian dikenal dengan Masjid Quba.
Apa makna di balik pendirian masjid oleh Rasulullah SAW tersebut? Pertama, aktivitas yang harus diutamakan adalah aktivitas ibadah yang juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan sarana ibadah. Dalam hal ini, masjid menjadi simbol tempat peribadahan manusia kepada Allah SWT. Ibadah kepada-Nya sendiri merupakan inti dari tauhid (keimanan), yakni tiada yang berhak diibadahi, kecuali Allah SWT semata, ''Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku'' (QS Adzdzariyat [51]: 56).
Kedua, manusia adalah makhluk yang sarat dengan perbedaan satu dengan lainnya. Dalam pandangan Allah SWT, yang membuat manusia sama adalah ketakwaannya. Dan, salah satu tanda ketakwaan itu adalah ketergantungan hati manusia dengan masjid.
Allah SWT menyebutkan bahwa masjid hanya layak untuk manusia-manusia yang bertakwa, ''Masjid yang layak kalian tempati adalah yang dibangun atas landasan takwa sejak pertama kali. Di dalamnya, orang-orang suka membersihkan diri dari dosa. Allah mencintai orang-orang yang membersihkan diri mereka'' (QS Attaubah [9]: 108).
Ketiga, masjid adalah tempat yang dimuliakan Allah SWT. Dari sinilah memancar karunia dan keberkahan Allah SWT untuk orang-orang yang hatinya selalu terkait dengan-Nya. Suatu tempat yang tidak ada satu pun masjid di dalamnya akan hampa dari keberkahan-Nya. Dan, tempat yang hampa dari keberkahan-Nya akan selalu dirundung masalah demi masalah yang membuat penghuninya hidup dalam ketidaknyamanan dan ketidaktenteraman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar