BERHAJI merupakan panggilan keagamaan bagi setiap Muslim. Perjalanan menunaikan ibadah haji merupakan perjalanan spiritual yang tidak hanya membutuhkan persiapan fisik dan dana yang mencukupi, tetapi juga mental. Perjalanan ini terkadang membuat sebagian orang khawatir, tetapi sangat melegakan bagi mereka yang bisa menikmati perjalanan yang menjadi impian bagi setiap Muslim.
Ibadah haji merupakan kesempatan bagi tamu Allah untuk merasakan nikmatnya berdoa di tempat-tempat mustajab, seperti di Hijir Ismail, Multazam, Maqam Ibrahim di Masjidil Haram, dan di Raudhah di Masjid Nabawi, serta tempat mustajab lainnya. Ada perasaan kedekatan yang luar biasa sehingga kadang-kadang ketika berdoa tidak terasa meneteskan air mata penuh haru, takjub bisa berada di depan Kabah, dan dalam hati terucap keinginan untuk selalu kembali.
Ya Allah semoga anak cucu kami pun bisa mengalami hal yang sama, bisa memenuhi panggilan-Mu ya Allah.
”Psikis jemaah haji juga harus dipersiapkan dengan baik,” ujar Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Departemen Agama Slamet Riyanto di Jakarta, Jumat (31/10).
Pemerintah sendiri sudah melakukan persiapan semaksimal mungkin, yang meliputi persiapan di Tanah Air dan di Arab Saudi dengan membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji. Pada penyelenggaraan haji tahun 1429 Hijriah/2008 Masehi, kuota bagi Indonesia mencapai 191.000 untuk haji reguler dan 16.000 haji khusus.
Namun, mengingat banyaknya jumlah anggota jemaah haji Indonesia, Departemen Agama telah meminta tambahan 3.000 kuota kepada Pemerintah Arab Saudi. Permintaan tersebut sudah dikabulkan sehingga total anggota jemaah haji Indonesia adalah 210.000 orang. Kuota sebesar ini menempatkan jemaah haji Indonesia sebagai jemaah haji terbesar di dunia. Kuota ini sebetulnya sudah melebihi yang ditetapkan Organisasi Konferensi Islam (OKI) tahun 1983 dengan 1/1.000 umat Islam di masing-masing negara. Meski kuota haji Indonesia terbesar, masih ada 668.000 calon anggota jemaah haji yang masuk dalam daftar tunggu.
Itu sebabnya, Menteri Agama M Maftuh Basyuni mengimbau kepada umat Islam di Indonesia untuk memberi kesempatan kepada mereka yang belum mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji. Selain itu, Menteri Agama juga meminta agar mereka yang berusia di atas 70 tahun mendapat prioritas. Untuk membantu kelancaran jemaah haji, Depag juga menyiapkan 3.811 petugas haji.
Jemaah haji Indonesia akan diberangkatkan dalam 497 kelompok terbang dari sebelas embarkasi. Dijadwalkan, jemaah haji mulai berangkat tanggal 5 November sampai 2 Desember 2008 yang dibagi dalam dua gelombang pemberangkatan. Adapun pemulangan jemaah haji akan berlangsung selama 28 hari, dimulai tanggal 13 Desember 2008 sampai 9 Januari 2009, yang juga dibagi dalam dua gelombang.
Gelombang I selama 13 hari bagi jemaah haji yang akan mendarat di Madinah dan Jeddah, yang akan melakukan ziarah dan arbain di Madinah sebelum pelaksanaan haji. Gelombang II selama 15 bagi jemaah haji yang mendarat di Jeddah dan langsung berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan haji.
Sebelum berangkat, calon jemaah haji diberikan bimbingan agar mampu melaksanakan perjalanan dan manasik haji secara mandiri. Pembinaan ini dilakukan aparatur Kantor Departemen Agama sebanyak empat kali di tingkat kabupaten/kota dan Kantor Urusan Agama sebanyak 10 kali di tingkat kecamatan. Selain itu, pemerintah juga memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyelenggarakan bimbingan ibadah haji.
Pondokan dan transportasi
Di Mekkah ada 19 sektor pondokan yang terdiri atas 17 sektor yang memiliki wilayah dan dua sektor khusus, yakni sektor khusus jemaah yang tersesat dan sektor khusus transportasi.
Tahun ini pemerintah menyewa 565 rumah di Mekkah dengan kapasitas total 196.781 orang. Masing-masing rumah pemondokan yang disewa dari penduduk di Mekkah berkapasitas 200 orang hingga 500 orang. Sebanyak 96 rumah dengan kapasitas 36.131 orang berada di kawasan Ring I yang berjarak hingga 1.400 meter dari Masjidil Haram.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kerajaan Oman Salim Segaf Al Jufri mengungkapkan, kondisi pemondokan bagi jemaah haji Indonesia di Mekkah cukup bagus meski 80 persen di antaranya berjarak antara 1.400 meter dan 10 kilometer dari Masjidil Haram.
Kondisi ini juga berdampak pada kegiatan operasional pelayanan jemaah mengingat petugas pelayanan jemaah, termasuk dokter dan perawat, ditempatkan per kloter. Pos-pos pelayanan bagi jemaah haji juga disediakan di setiap sektor yang membawahi enam hingga tujuh maktab (wilayah) yang masing-masing terdiri atas beberapa rumah. Rumah-rumah itu berada di wilayah Sulaimaniah, Dahnatul Jin, Jumaizah, Ma’abdah, Jabal Kabah, Jarwal, Jarwal Taysir, Jarwal Gaslah, Hafair, Misfalah, dan Jiad Sud.
Adapun 469 rumah dengan kapasitas total 160.620 jemaah berada di kawasan Ring II, jaraknya di atas 1.400 meter sampai 10 kilometer dari Masjidil Haram. Pemondokan jemaah di kawasan Ring II tersebar di wilayah Bakhutmah, Aziziah Syissah, Aziziah Janubiah, Aziziah Syimaliah, Aziziah Mahattah Bank, Awali, Hijrah, Khalidiah, Ka’kiah, Sauqiah, Nuzhah, Zahir, Sy Sitin, dan Rusyaifah.
Jika dibandingkan dengan sebaran pemondokan tahun 2007, tahun ini lebih banyak pemondokan yang berada di Ring II. Tahun 2007, sebanyak 204 pemondokan yang dapat menampung 95.182 orang berada di kawasan Ring I dan hanya 171 pemondokan dengan daya tampung 106.243 orang yang ada di kawasan Ring II.
Untuk pertama kalinya, pada musim haji 1429 Hijriah ini, jemaah haji Indonesia akan menempati lokasi pondokan yang sebagian besar lebih jauh dibandingkan dengan pondokan haji pada musim haji tahun lalu.
Maftuh Basyuni mengatakan, jauhnya lokasi pondokan sebagian besar anggota jemaah haji Indonesia karena adanya perluasan Masjidil Haram. Perluasan ini sesungguhnya direncanakan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan jemaah haji. Namun, implikasi ikutan yang sulit dicegah adalah naiknya harga sewa pemondokan. Tidak heran jika jatah sewa pemondokan bagi jemaah haji yang dipatok 2.000 riyal Saudi untuk jarak 1.400 meter keteteran mengejar naiknya harga sewa.
Akibatnya, pemondokan yang biasa disewa bagi jemaah haji Indonesia hanya sebagian kecil yang berada di wilayah terdekat Masjidil Haram. Sisanya akan mengambil tempat pemondokan yang cukup jauh.
Tentang jauhnya tempat pemondokan bagi sebagian besar anggota jemaah haji Indonesia, Maftuh Basyuni mengingatkan kepada semua Kanwil Depag agar tidak berbohong kepada jemaah haji tentang jarak ini. ”Berikanlah informasi yang benar sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya,” ujar Maftuh.
Salim Segaf Al Jufri mengingatkan, karena kondisi pemondokan haji di Mekkah letaknya lebih jauh dibandingkan dengan tahun 2007, diharapkan jemaah haji untuk lebih disiplin dalam menjalankan ibadah. Jemaah haji dianjurkan pergi secara berkelompok.
”Upayakan kalau ke Masjidil Haram itu setelah shalat ashar dan pulang setelah isya, tidak mungkin berangkat setiap waktu kemudian balik, saya melihat itu sangat sulit sekali. Umpamanya berangkat sebelum dzuhur, kemudian ingin pulang sesudahnya, terutama pada saat-saat padat sangat susah sekali,” ujar Salim seusai pengambilan qur`ah (undian) pemondokan jemaah haji Indonesia.
Selain itu, Salim juga mengingatkan agar jemaah haji bisa mengingat-ingat tanda bus dan tempat di mana mereka diturunkan oleh shuttle bus. Ia pun menyarankan agar jemaah tidak membeli makanan di pinggir jalan karena kurang baik dari segi kesehatan. Selain itu, dianjurkan untuk memperbanyak minum air dan makan buah-buahan.
Musim haji tahun ini disiapkan 600 bus yang akan transit 3-5 menit sekali untuk melayani jemah yang akan berangkat dan pulang dari masjid. Bus ini akan beroperasi sejak 15 hari menjelang wukuf di Arafah dan 20 hari setelah wukuf. Untuk mengantisipasi keterlambatan pada saat waktu padat akan disediakan pemondokan untuk menunggu sehingga para jemaah tidak harus menunggu di jalan.
”Kalaupun busnya mengalami keterlambatan, di situ disediakan pemondokan, terutama untuk orang tua. Juga disediakan teh dan kopi yang bisa diminum sambil menunggu datangnya bus,” ujarnya.
Saat ini ada sebelas titik transit bus di daerah pemondokan yang akan mengantarkan ke tiga titik transit di dekat Masjidil Haram. Kesebelas titik transit di pemondokan adalah Bakhutmah, Aziziah Syissah, Aziziah Janubiah, Aziziah Syimaliah, Mahattat Bank, Hijrah, Ka’kiah dan Sauqiah, Khalidiah dan Rusaifah, Sittin Street, Nuzhah, serta Zahir. Adapun tiga titik transit di dekat Majidil Haram adalah Jiad Abraj Zamzam (Terowongan Jiad dari Rumah Sakit An Nur), Gazzah (Terowongan Sulaimaniah), dan Bab Malik (Terowongan Kudai).
Lokasi inilah yang harus diingat oleh jemaah haji agar tidak tersesat pulang ke pemondokannya. Namun, kalaupun tersesat, jemaah masih bisa bertanya kepada petugas haji Indonesia yang jumlahnya 3.811 orang. Semoga mabrur.
Imam Prihadiyoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar