Minggu, 30 November 2008

Ahlul Haq Versus Ahlul Batil


Fauzi Bahreisy

Pertempuran antara hak dan batil memang tak akan pernah berhenti sepanjang mentari masih menyinari bumi. Kalau kebenaran memiliki pembela dan pendukung, demikian pula kebatilan (QS Annisa [4]: 76). Bahkan, bisa jadi pendukung kebatilan lebih agresif, lebih proaktif dalam menyuarakan dan menampilkan kebatilan. Mereka rela melakukan berbagai manuver dan aksi serta mengeluarkan dana besar untuk menghalangi manusia dari jalan Allah. (QS A-Anfal [8]: 36).

Mereka itulah yang termasuk dalam kategori hizb asy-syaithan, yaitu satu kelompok manusia yang terus menebarkan virus kemaksiatan dan kemungkaran ke tengah-tengah umat dengan berbagai logika indah dan pemutarbalikan fakta. (QS Al-A'raf [7]: 21-21).

Praktik kemaksiatan dan perilaku asusila yang demikian masif oleh para pendukung kebatilan ini, sudah menjalar ke berbagai pelosok dan daerah. Sejumlah pihak berkolaborasi menumbuhsuburkan budaya yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai moral dan agama.Akibatnya, banyak yang menjadi korban, mulai dari anak muda belia hingga tua renta.

Tingginya angka prostitusi, perkosaan, hubungan di luar nikah, dan pelecehan seksual menunjukkan hal itu.Satu ketika Umar ibn al-Khattab menyatakan, ''Satu bangsa nyaris hancur padahal ia kaya (makmur).''''Kapan itu terjadi?'' tanya seorang di antara mereka. ''Ketika perbuatan keji sudah merajalela,'' jawab Umar RA.

Tentu tidak ada yang menginginkan bangsa ini hancur. Lalu, apa yang mesti dilakukan? Seorang mukmin tidak boleh berputus asa dan berpangku tangan menyaksikan kondisi yang ada (QS Yusuf[12]: 87).
Mukmin juga tidak boleh apatis melihat kondisi saudaranya (HR Ath-Thabrani).

Rasul SAW bersabda, ''Siapa yang berjuang dengan tangan (kekuasaan dan kekuatan)-nya, ia adalah mukmin. Siapa yang berjuang dengan lisannya, ia adalah mukmin. Siapa yang berjuang dengan kalbunya, ia adalah mukmin. Tidak ada lagi iman sesudah itu, meski hanya seberat biji atom.'' (HR Ath-Thabrani).

Hanya saja, perjuangan membela kebenaran tersebut tetap harus dilakukan dengan penuh hikmah dan bijaksana sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

Tidak ada komentar: