Minggu, 30 November 2008

Meraih Spirit Dzulhijjah


Oleh Ahmad Rifa'i

''Tiada hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintai-Nya untuk beramal di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka, perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid.'' (HR Bukhari).

Dzulhijjah termasuk bulan yang diperlakukan secara khusus oleh Allah. Dia menjadikannya sebagai bulan haram. Bulan yang di dalamnya umat Islam diharamkan melakukan perang dan pertumpahan darah.

Sepuluh hari pertama Dzulhijjah merupakan waktu yang paling utama pada bulan ini. Dalam Alquran, Allah berfirman, ''Demi fajar dan malam yang sepuluh.'' (QS Alfajar 89 ayat 1-2). Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud malam sepuluh adalah sepuluh hari pertama pada bulan Dzulhijjah. Sumpah Allah atas sepuluh hari pertama bulan ini menunjukkan kemuliaan hari-hari tersebut.

Kemuliaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah diperkuat pula oleh perkataan Rasulullah. Rasulullah bersabda, ''Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintai-Nya untuk beramal di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini.'' (HR Bukhari). Sebagian ulama bahkan menyejajarkannya dengan sepuluh terakhir bulan Ramadhan.

Secara umum, di hari-hari awal bulan Dzulhijjah, kita diperintahkan untuk lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Sebab, ketaatan dan ibadah yang dilakukan pada waktu yang agung akan memiliki nilai lebih di sisi-Nya.

Setiap Muslim dianjurkan agar berangkat lebih awal menuju shalat jamaah dan memperbanyak melaksanakan shalat sunah. Di samping itu, pada sepuluh hari pertama bulan ini, kita juga sangat dianjurkan memperbanyak mengucapkan tahlil, takbir, dan tahmid dengan khusuk.

Ibadah lain yang juga sangat dianjurkan pada sepuluh hari pertama bulan ini adalah melaksanakan puasa. Imam Nawawi berkata tentang puasa sepuluh hari pertama pada bulan ini, ''Sesungguhnya, ia (puasa) sangat dianjurkan.''

Yang lebih hebat lagi dan patut menjadi motivasi bagi kita semua adalah puasa Arafah. Pada saat jamaah haji sedang melaksanakan wukuf, kita (yang tidak sedang melaksanakan haji) diperintahkan berpuasa. Rasulullah SAW bersabda, ''Puasa Arafah menjadi jaminan Allah untuk menghapus (dosa-dosa hamba) setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.'' (HR Muslim).

Ketika semangat beribadah yang kita himpun pada bulan Ramadhan lalu sudah mulai menipis, Allah menyajikan bulan Dzulhijjah sebagai momen untuk menyegarkan semangat kita kembali. Semoga kita termasuk orang yang berhasil meraih spirit Dzulhijjah. Amin.

Tidak ada komentar: