Senin, 20 Oktober 2008

Wallahu A'lam


Oleh: Ahmad Syaikhu

''Wahai manusia, siapa yang mengetahui akan suatu (ilmu), maka berkatalah dengannya. Dan, siapa yang tidak mengetahui (ilmunya), maka berkatalah wallahu a'lam karena sesungguhnya jawaban yang demikian adalah bagian dari ilmu. Allah berfirman pada Rasul-Nya, 'Katakanlah (hai Muhammad) Aku tidak akan meminta upah sedikit pun atas dakwah-Ku dan bukanlah Aku termasuk orang yang mengada-adakan'.'' (HR Bukhari).

Adalah suatu hal yang lazim dilakukan oleh manusia, entah disadari atau tidak, malu atau gengsi untuk berkata 'tidak tahu', jika ditanyai akan suatu permasalahan. Bahkan, tidak jarang untuk menutupi ketidaktahuannya, seseorang berkata dusta. Padahal, dengan demikian, ia telah menzalimi orang yang bertanya dan secara tidak langsung ia juga telah membohongi diri. Bukankah Allah sangat tidak suka pada manusia yang berbicara tanpa pengetahuan? (lihat QS Albaqarah [2]: 80).

Hadis di atas dengan tegas menjelaskan dua sikap arif yang selayaknya dilakukan manusia saat bermuamalah. Pertama, berkata dengan ilmu. Maksudnya, manusia itu bersikap tidak enggan atau sungkan, apalagi malu, ketika mengungkapkan pendapat atas sebuah permasalahan yang diketahui atau mengetahui ilmunya.

Kedua, anjuran untuk berkata wallahu a'lam pada permasalahan yang tidak diketahui. Karena, sesungguhnya, berkata wallahu a'lam adalah sebuah ungkapan yang keluar dari lisan seorang yang memiliki pengetahuan.
Lebih tegas, Allah berfirman dalam QS Shaad ayat 86, ''Katakanlah (hai Muhammad), Aku tidak akan meminta upah sedikit pun atas dakwah-Ku dan bukanlah Aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.'' Maksudnya, Allah tidak akan memberikan beban pada urusan-urusan yang tidak diketahui oleh manusia.

Begitulah Allah dan Rasul-Nya mengajari kita. Tidaklah heran jika dalam riwayat lain, Rasul bersabda, ''Maka, hendaknya kalian berkata baik atau lebih baik diam (dibandingkan berkata yang tidak baik).'' (Alhadis).
Sejatinya, berkata tidak tahu, terlebih wallahu a'lam, tidaklah akan mengurangi martabat dan ilmu yang dimiliki. Sebaliknya, bersikap sok tahu bukan hanya menjerumuskan orang lain, tapi juga menistakan diri. Wallahu a'lam

Tidak ada komentar: