Selasa, 15 April 2008

Jalan Mendaki

Oleh : Rusdiono Mukri

''Dan golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu.'' (QS Al-Waqi'ah [56]: 27).

Di hari kiamat kelak, manusia terbagi menjadi dua golongan besar. Golongan kanan (ashabul yamin) dan golongan kiri (ashabusy syimal). Setiap golongan akan memeroleh balasan apa yang telah diusahakannya ketika di dunia.

Golongan kanan akan berada di surga. Di antara pohon bidara yang tidak berduri. Di dalam naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah. Di antara buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang mengambilnya. Itulah, antara lain, gambaran kenikmatan yang akan diperoleh golongan kanan.

Allah menggambarkan jalan terjal lagi sulit ini dalam surat Albalad (90) ayat 11-12. ''Maka, tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?'' Ayat selanjutnya menjelaskan jalan mendaki itu adalah membebaskan budak, memberi makan kepada anak yatim yang ada hubungan kerabat atau orang miskin yang sangat fakir.

Jalan inilah yang telah ditempuh oleh sahabat Nabi, Abdurrahman bin 'Auf. Saudagar sukses di era Rasulullah SAW ini menggunakan hartanya di jalan Allah. Hartanya ia manfaatkan untuk perjuangan Islam dan kepentingan umat. Dalam suatu riwayat, ia pernah menjual tanah seharga 40 ribu dinar. Semua uang hasil penjualan itu ia bagikan kepada keluarganya dari Bani Zuhrah, para istri Nabi, dan kaum fakir miskin. Tak sedinar pun ia genggam untuk dirinya.

Di lain kesempatan Abdurrahman menyerahkan 1.500 ekor kuda untuk perlengkapan pasukan Islam. Namun, perniagaannya terus berkembang. Menjelang wafatnya ia membagikan 50 ribu dinar kepada para sahabat yang ikut Perang Badar. Setiap orang memeroleh 400 dinar termasuk Utsman bin Affan yang tergolong kaya. Saat menerima pembagian itu Utsman berkata, ''Harta Abdurrahman bin 'Auf halal lagi bersih, dan memakan harta itu membawa keselamatan dan keberkahan.''

Orang-orang seperti Abdurrahman bin 'Auf tidak pernah lupa firman Allah, ''Orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah kemudian mereka tidak mengiringi apa yang telah dinafkahkan itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memeroleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.'' (QS Al-Baqarah [2]: 262).

Tidak ada komentar: