Senin, 04 Februari 2008

Etos Kerja


Oleh : David Krisna

''Dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang usaha apa yang paling baik. Rasulullah menjawab, usaha seseorang dengan tangannya, dan tiap-tiap jual beli yang baik.'' (HR Bazzar dan disahkan oleh Hakim)

Kerja seperti apapun dalam kehidupan di muka bumi harus dilihat dan dijalankan dalam suatu keseimbangan. Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya masyarakat Muslim secara umum menghabiskan sepertiga hari mereka untuk bekerja, sepertiga lainnya untuk tidur dan istirahat, dan sepertiga lainnya untuk shalat, bersenang-senang, dan aktivitas keluarga serta masyarakat.

Ujian Muslim setelah berkomitmen terhadap semangat etos kerja, kemudian perlu dipikirkan mengenai bagaimana rezeki itu dimanfaatkan. Dalam surat Al-Baqarah 212, Allah mengatakan akan memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendakinya.

Dari ayat tersebut yang perlu disadari adalah kendati Allah memberikan rezeki lewat berbagai cara dan dalam jumlah yang tak terbatas, tetapi itu tak berarti rezeki datang dengan sendirinya, etos kerja harus ditumbuhkan.

Layak diperhatikan bagaimana pendapatan atau hasil orang per orang yang berupa rezeki bisa diperoleh. Tentu akhirnya kembali kepada berapa besar usaha kita untuk memperoleh rezeki itu. Allah SWT juga banyak berfirman agar rezeki itu dimanfaatkan dengan baik. Ini berarti terlihat mata rantai suatu aliran pendapatan dari satu orang ke orang lainnya, sehingga akhirnya bagaikan bola salju dan jadilah suatu pertumbuhan bagi orang tersebut baik secara moral maupun material.

Sebagai Muslim, kita layak merenungkan bahwa segala rezeki yang Allah berikan kepada kita, harus dimanfaatkan secara baik. Di samping itu manusia yang beradab pasti ingin bekerja keras dan berusaha mencari rezeki dengan dilandasi oleh etos Islam.

Allah telah meletakkan di dalam prinsip-prinsip penciptaannya, bahwa bekerja dan berusaha merupakan daya rahasia kemajuan dan pergerakan. Alam telah mengajarkan kepada manusia bahwa segala yang ada di alam ini senantiasa bergerak, berkembang, dan bekerja untuk membangun sistemnya.

Ajaran Islam amat menekankan etos kerja tanpa melupakan aspek spiritual. Dengan keduanya, Islam mendorong manusia untuk membangun peradaban yang mempunyai nilai spiritual. Menyalakan etos kerja di tengah krisis bangsa adalah langkah konkret untuk perbaikan negeri ini. Kehormatan dan kemuliaan datang dari kerja dan usaha untuk ibadah.

Tidak ada komentar: