Oleh :
''Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka hal ini disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu.'' (QS Al-Syura [42]: 30).
Suatu musibah pada dasarnya adalah ujian bagi manusia yang beriman. Melalui musibah dapat diketahui apakah seseorang benar-benar mukmin atau tidak. Hendaknya dicamkan di dalam diri setiap mukmin bahwa Allah sama sekali tidak zalim kepada hamba-Nya, melainkan manusia itu yang menzalimi dirinya.
Karena itu, kita harus berprasangka baik kepada Allah. Apa yang terjadi pada diri kita semua merupakan ketetapan-Nya. Bahwa sesungguhnya setelah (timbul) kesulitan akan segera datang kemudahan. Namun demikian, kewaspadaan merupakan keharusan. Rasa was-was itu adalah penyakit dan bisikan setan.
Sebenarnya bagi para ahli geofisika ancaman gempa, misalnya, sudah diketahui. Yang belum diketahui mereka adalah kapan persisnya hari kejadiannya. Untuk itu menjadi kewajiban pemerintah menyediakan peralatan early warning system dan mengadakan sosialisasi bagaimana caranya menghadapi gejala gempa dan dengan cara bagaimana berlindung dari reruntuhan bangunan.
Ketika bencana sudah datang, kepedulian kita sangat berarti bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban. Bukan bantuan sembako yang dibutuhkan mereka. Namun, juga kepedulian, termasuk dari para pejabat yang bertanggung jawab di wilayah musibah untuk menenangkan mereka. Dalam hitungan jam pada hari pertama para korban dipenuhi oleh suasana kecemasan, kebingungan, dan kesedihan menghadapi para korban yang meninggal dan luka-luka di tengah reruntuhan rumah-rumah mereka.
Langkah selanjutnya menghadapi musibah semacam ini sebagai seorang yang beriman adalah bersyukur dan berdoa. Atas apa yang terjadi pada kita semuanya merupakan rahmat Allah. Berdoa di Ramadhan memang waktunya. Allah menegaskan Dia amat dekat, ''Berdoalah kepada-Ku niscaya akan dikabulkan orang yang berdoa kepada-Ku. (QS 2:186).
Langkah ketiga adalah memanifestasikan rasa solidaritas kita kepada saudara-saudara kita apa pun agamanya yang terkena musibah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar